TUGAS 2- HASIL REVIEW
BAB - 2
Manusia Sebagai Makhluk Allah
2.1 Kemegahan Alam Ciptaan Allah SWT.
Allah menciptakan manusia sebagai penghuni bumi, dan jumlah manusia di bumi sangatlah banyak. Maka dari itu Allah menciptakan manusia dengan ciri khas nya masing-masing atau berbeda beda. Ada yg memiliki kulit putih, ada yang berkulit hitam, dan yang pasti tidak memiliki wajah yang sama persis kecuali memang kembar siam dari lahir. Allah menciptakan manusia dengan berbeda-beda agar manusia bisa saling mengenal.
Ayat (Q.S. An-Nisaa, 04:01) menjelaskan bahwa Allah merupakan satu-satunya tuhan yang wajib manusia sembah. Dialah yang menciptakan manusia, bumi dan alam semesta beserta isinya.
Di antara milyaran umat manusia yang disebar oleh Allah di Bumi, dalam jaminan kesempurnaan penciptaan-Nya dibanding mahluk lainnya, Allah menegaskan satu ukuran kepantasan manusia selaku mahluk di sisi Allah sebagai Khalik. Allah hanya menetapkan satu pertimbangan ukuran kemuliaan manusia selaku mahluk, yaitu ada pada sisi ketaqwaannya.
2.2 Konsep Sunnatullah.
Dalam dunia ilmu pengetahuan kita mengenal istilah hukum alam. Alam dianggap memiliki kekuatan khusus yang tak dapat dikalahkan, ditolak, atau sekadar diatasi oleh manusia. Tampaknya, hal itu berangkat dari faham dinamisme. Dalam Islam, kita mengenal kekuatan di balik semua kekuatan: kekuatan alam maupun kekuatan manusia. Kekuatan itu adalah kekuatan yang Maha Pencipta, Maha Pengatur, Maha Penguasa Alam, Maha Penentu, yaitu Allah Rabbul ‘Aalamiin.
Keteraturan yang ada dalam alam, seperti telah disinggung di muka, selanjutnya melahirkan aneka hukum yang kemudian pemahamannya diberikan oleh Allah kepada para pencari ilmu, adalah sunnatullah. Sunnatullah adalah ketentuan Allah, kepastian dari Allah. Alam, sama seperti mahluk Allah lainnya, tidak memiliki kekuasaan, selain yang dianugerahkan oleh Allah SWT.
2.3 Posisi Manusia Di Antara Makhluk Ciptaan Allah SWT.
Dalam dunia ilmu pengetahuan kita mengenal istilah hukum alam. Alam dianggap memiliki kekuatan khusus yang tak dapat dikalahkan, ditolak, atau sekadar diatasi oleh manusia. Tampaknya, hal itu berangkat dari faham dinamisme. Dalam Islam, kita mengenal kekuatan di balik semua kekuatan: kekuatan alam maupun kekuatan manusia. Kekuatan itu adalah kekuatan yang Maha Pencipta, Maha Pengatur, Maha Penguasa Alam, Maha Penentu, yaitu Allah Rabbul ‘Aalamiin.
Keteraturan yang ada dalam alam, seperti telah disinggung di muka, selanjutnya melahirkan aneka hukum yang kemudian pemahamannya diberikan oleh Allah kepada para pencari ilmu, adalah sunnatullah. Sunnatullah adalah ketentuan Allah, kepastian dari Allah. Alam, sama seperti mahluk Allah lainnya, tidak memiliki kekuasaan, selain yang dianugerahkan oleh Allah SWT.
2.3 Posisi Manusia Di Antara Makhluk Ciptaan Allah SWT.
Manusia hanyalah salah satu makhluk-makhluk yang Allah ciptakan. Manusia tidak dapat hidup sendiri, maka dari itu manusia sangat membutuhkan bantuan dari makhluk-makhluk lainnya, oleh sebab itu manusia adalah makhluk sosial. Semua makhluk yang Allah ciptakan disebut makhluk, sedangkan Allah sendiri disebut Khalik(pencipta). Semua mahluk Allah harus mengikuti ketentuan (qadr) Allah tanpa bisa menawar, kecuali manusia. Manusia, berbeda dengan mahluk lain, diberi pilihan oleh Allah: jalan lurus (shiraathal mus-taqiim) dan memilih jalan lain (jalan bawaan Iblis, jalan sesat). Semua bertalian dengan risiko perhitungan pada sisi Allah swt.
2.4 Manusia Sebagai Khalifatan fil Ardh.
yang memiliki arti
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah, 02: 30).
Komentar
Posting Komentar